Sudah memasuki 2021 dan pandemi masih berlanjut. Bukannya menurun, malah memburuk. Beragam cerita muncul tentang sulitnya penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat yang masih memegang kuat kultur tertentu. Rasa tidak enak menolak undangan hajatan keluarga, menganggap tidak etis bila tak menggelar acara, dan berbagai permasalahan lain yang bertabrakan dengan kultur komunal yang mengakar. Pada masyarakat akar rumput, jauh dari sumber informasi yang bervariasi, dan keteguhan memegang budaya tertentu membuat persoalan ini menjadi rumit. Bagaimana komunikasi publik yang efektif ketika berhadapan dengan permasalahan budaya ini? Simak penjelasan Rizkiya Ayu Maulida, dosen Komunikasi UPN Veteran Jakarta yang merampungkan studi magisternya dalam bidang PR & Society di University of Leeds, Inggris.